GANLOP.COM – Startup kuliner multi-brand, Hangry, hari ini mengumumkan pendanaan ekuitas dan pinjaman terbarunya sebesar US$22 juta, atau setara Rp 316 miliar. Pendanaan ini membuat Hangry berhasil mengumpulkan US$35 juta jika digabungkan dengan pendanaan ekuitas Seri A tahun lalu. Equity funding ini dipimpin oleh investor baru Hangry–Journey Capital Partners, dengan partisipasi dari Orzon Ventures, Sassoon Investment Corporation (SassCorp), bersama investor-investor lainnya termasuk Alpha JWC Ventures sebagai salah satu investor pertama Hangry. Sedangkan pendanaan pinjaman diikuti oleh Genesis Alternative Ventures dan Innoven Capital. Hangry berencana menggunakan pendanaan terbarunya ini untuk melanjutkan ekspansi bisnisnya, melalui akuisisi brand-brand kuliner terdepan, membangun brand in-house baru, dan memaksimalkan ekspansi nasional.
Hangry adalah startup kuliner yang berkembang pesat dengan konsep cloud kitchen dan multi-brand. Dipimpin oleh Abraham Viktor, Robin Tan, Andreas Resha, Sari Lauda, Arlene Sutjiamidjaja, dan Wenyou Tan, Hangry dibangun dengan misi menyediakan pilihan makanan dan minuman yang berkualitas, mudah diakses, tetapi tetap terjangkau bagi masyarakat luas. Sejak pertama kali dibuka pada November 2019, Hangry telah berhasil meluncurkan beberapa brand unggulan dengan jenis menu yang bervariasi, seperti Moon Chicken by Hangry (ayam goreng ala Korea), San Gyu by Hangry (masakan asli Jepang), dan Ayam Koplo by Hangry (inovasi baru pada berbagai hidangan ayam tradisional)–semuanya dengan harga yang relatif terjangkau mulai dari Rp 15.00 – Rp 70.000 ($1-6) per porsi dan memiliki peringkat rata-rata 4,7 dari skala 5 di berbagai platform pengiriman.
Keberhasilan tersebut mempercepat pelaksanaan strategi ekspansi bisnis Hangry selanjutnya: akuisisi brand kuliner terdepan untuk bergabung dengan rumah brand terdepan, sebagai sebuah tempat berkumpulnya brand makanan dan minuman yang telah terbukti untuk kemudian bersama membangun brand yang mendunia.
Merek pertama yang diakuisisi Hangry adalah Accha, pelopor dan pemimpin pasar soul food India yang telah hadir Jadetabek dan Jawa Barat. Didirikan pada tahun yang sama dengan Hangry, 2019, Accha menawarkan makanan soul food India dengan harga terjangkau namun tanpa mengganggu keaslian dan kualitas sajian. Akuisisi ini juga menjadi undangan Hangry kepada brand kuliner lainnya untuk bergabung dengan Hangry dan membangun brand kelas dunia bersama.
“Kami selalu bercita-cita untuk membangun brand dengan hidangan berkualitas yang dapat dinikmati di seluruh dunia. Berasal dari Indonesia, Hangry tidak hanya akan membangun brand sendiri tetapi juga mengakuisisi brand F&B terdepan lainnya,” ujar Abraham Viktor, Co-founder dan CEO, Hangry. “Hangry telah berhasil membangun bisnis yang berfokus pada layanan pesan antar. Tidak berhenti di situ, kami ingin mempersembahkan brand unggulan kami kepada orang-orang di seluruh dunia dan membuat momen mereka menjadi lebih menyenangkan. Oleh karena itu, kami mengakuisisi brand F&B lain sehingga Hangry dapat memiliki beberapa merek pemenang, dan dapat dengan lebih cepat mencapai visi serta untuk memenuhi selera dan minat pelanggan yang berbeda-beda.”
Setelah proses pendanaan ini, Hangry menargetkan ekspansi secara regional mulai dari tahun 2024. Selain memperluas dan menambah lebih banyak outlet secara nasional serta mengakuisisi brand-brand kuliner unggulan lainnya, strategi Hangry juga mencakup pembangunan brand-brand secara in-house untuk menjangkau berbagai target pelanggan. Sejak 2019 hingga kini, Hangry telah membuka lebih dari 70 outlet dengan pendapatan (revenue) yang tumbuh lebih dari 23 kali lipat. Selain itu, Hangry telah menjual lebih dari sepuluh juta porsi makanan dan minuman selama 2019-2021. Kini, Hangry menjual lebih dari satu juta porsi produk per bulan dari empat brand-nya. Pencapaian ini akan terus meningkat seiring bergabungnya Accha ke keluarga Hangry.
“Menambahkan brand baru selalu menjadi bagian dari rencana kami, karena konsep Hangry adalah perusahaan multi-brand dan multi-channel. Baik itu membangun brand baru atau mengakuisisi brand lain, kami akan mengelola brand-brand yang dapat menjadi juara dalam kategorinya dan siap secara global,” jelas Abraham. “Ini adalah langkah selanjutnya dari perjalanan Hangry. Investor baru kami memiliki kekuatan sendiri untuk mendukung Hangry dalam mempercepat bisnisnya, misalnya Journey Capital Partners dengan keunggulan dalam strategi bisnis dan aspek operasional, Orzon Ventures dengan pengalaman kuat mereka pada bisnis F&B di kawasan ASEAN melalui restoran populer mereka di Thailand, dan Sassoon Investment Corporation (SassCorp) dengan jaringan F&B yang luas, yaitu kedai kopi terkemuka di Singapura yang semuanya akan berperan penting dalam tiap perkembangan Hangry ke depannya. Kemudian, Hangry juga tetap melanjutkan dan memperkuat kerja sama dengan Alpha JWC Ventures yang sudah mendukung Hangry sejak awal. Karena bagaimanapun juga, mencapai tujuan yang besar perlu kerja sama tim yang baik.”
“Sebagai investasi perdana kami ke dalam ekosistem teknologi Asia Tenggara, kami sangat yakin bahwa Hangry memiliki semua komponen yang tepat untuk menjadi yang terdepan di Indonesia maupun di kawasan regional. Hangry memposisikan perusahaannya dengan tepat untuk mengikuti tren layanan pesan antar yang masif. Hangry juga telah sukses berkembang melalui brand dan outlet yang dimiliki. Melalui investasi ini, kami berharap dapat mendukung Hangry secara strategis dalam operasionalnya menuju tujuan ekspansi nasional dan regional mereka,” kata Choo Weng Kin, Managing Partner, Journey Capital Partners.
“Hangry terbukti selangkah lebih maju dari bisnis kuliner lainnya. Akuisisi brand eksternal yang baru-baru mereka lakukan yang tidak hanya inovatif untuk bisnis kuliner, tetapi juga meningkatkan kualitas model bisnis Hangry sebagai perusahaan multi-brand. Kami menantikan pertumbuhan pesat dari Hangry serta brand-brand-nya,” kata Eko Kurniadi, Partner, Alpha JWC Ventures.
Comment