by

Gandeng Dian Sastrowardoyo, Dove Ajak Perempuan Indonesia Percaya Diri dengan Rambutnya

JAKARTA, GANLOP.COM – Dove melanjutkan komitmennya untuk meningkatkan rasa percaya diri perempuan Indonesia lewat kampanye Rambutku Mahkotaku. Dalam kampanye ini, Dove berkolaborasi dengan Dian Sastrowardoyo dan 4 perempuan inspiratif yang merepresentasikan keragaman rambut perempuan Indonesia. Melibatkan komposer musik Eka Gustiwana, pesan positif yang dikemas dalam format lagu dan video musik ini mengajak perempuan Indonesia untuk bangga dan tampil percaya diri dengan rambutnya.

Stella Tika Lestari, Senior Brand Manager Dove menjelaskan, “Dove percaya bahwa setiap perempuan memiliki kecantikan versi mereka sendiri, termasuk dengan jenis dan pilihan gaya rambutnya. Namun, survei yang dilakukan Dove menyebutkan satu dari dua perempuan kerap mendapat komentar negatif pada rambutnya. Selain itu, mereka kerap mendapatkan komentar negatif dan ejekan akan gaya / penampilan rambutnya dari orang-orang terdekat yaitu keluarga atau sahabat. Melalui lagu ‘Rambutku Mahkotaku’, Dove berharap semakin banyak perempuan Indonesia bangga akan mahkotanya.”

Pengalaman mendapatkan ejekan rambut ternyata berdampak pada kepercayaan diri perempuan, bahkan bisa menghambat potensi diri. Sebanyak 88% perempuan merasa kehidupan sosialnya terganggu oleh standar kecantikan rambut, selain itu 75% perempuan kehilangan rasa percaya diri dan 60% perempuan tidak merasa percaya diri untuk keluar rumah.

Menanggapi survei tersebut, psikolog klinis Indah Sundari J, M.Psi., Psikolog mengatakan “Faktor budaya membuat masyarakat memiliki standar kecantikan tersendiri. Tak jarang hal ini diartikan sebagai tuntutan dan keharusan agar membuat perempuan merasa diterima di lingkungannya. Ketika perempuan tampil “berbeda” termasuk gaya rambutnya dan merasa tidak diterima, akan berdampak pada kondisi psikologisnya. Ia akan merasa tidak percaya diri, bahkan mungkin merasa tidak berharga. Kondisi ini kemudian akan mengganggu kesehatan mental, menghambat potensi diri, dan membatasi pergaulan.”

Lagu dan video klip ‘Rambutku Mahkotaku’ ini terinspirasi dari cerita-cerita personal yang pernah dialami Dian Sastrowardoyo dan 4 perempuan inspiratif yang merepresentasikan keragaman rambut perempuan Indonesia. Mereka adalah Marischka Prudence – travel blogger, Poppy Sovia – aktris, Agnez Oryza – beauty blogger dan Natya Bestari – insinyur perkapalan, mereka adalah sosok perempuan dengan real stories yang pernah mendapatkan komentar negatif pada rambut. “Dengan menghadirkan sosok seperti ini, diharapkan ada banyak perempuan yang bisa terkoneksi dengan lagu ‘Rambutku Mahkotaku’ karena memiliki pengalaman yang relevan.” tambah Stella.

Dian Sastrowardoyo, pekerja seni sekaligus brand ambassador Dove mengakui, “Senang bisa terlibat dalam karya ini karena isu-nya dekat dengan saya, di mana pernah dikomentari rambut lurus dianggap boring. Musik juga adalah medium yang kuat dan fun untuk menyampaikan pesan positif ini. Saya pun sangat suka dengan lirik, ‘Semua rambut cantik apa adanya, selama kita jaga apapun gayanya’ ini adalah lirik yang memorable banget. Semoga lagu ini bisa menguatkan perempuan yang pernah mendapatkan komentar negatif rambut dan semakin banyak perempuan Indonesia yang bangga akan mahkotanya.”

Menyadari pesan dalam lirik lagu ‘Rambutku Mahkotaku’ begitu kuat, Eka Gustiwana yang dikenal sebagai komposer musik menyampaikan, “Saya senang diberikan kebebasan mengeksplorasi beberapa genre di setiap bagian lagu supaya pesan tersampaikan dengan fun dan entertaining. Saya memasukkan genre electro-disco dan nu-disco di bagian refrain, dengan harapan pesan kebebasan gaya rambut bisa tersampaikan dengan beat semangat. Di bagian verse, saya masukkan electro-pop yang memberikan ruang penyanyi untuk sampaikan uneg-uneg pengalaman ejekan rambut, namun tetap dengan nuansa yang positif.”

Lebih lanjut, Dove juga bekerja sama secara global dengan UNICEF untuk proyek Dove Self-Esteem. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan penghargaan terhadap diri sendiri bagi anak muda di seluruh dunia. Di Indonesia, kolaborasi ini terwujud dalam modul pembelajaran Citra Tubuh yang Positif (Positive Body Image), yang mendorong remaja Indonesia untuk menghargai keunikan tubuh apa adanya dan meningkatkan kepercayaan diri. Pada tahun 2021, lebih dari 6.500 guru telah mengikuti pelatihan sehingga kami dapat menjangkau lebih dari 300.000 remaja dengan modul “Positive Body Image” ini.

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *