GANLOP.COM – Berbeda dengan persalinan normal, jumlah persalinan section-caesarea (SR) atau caesar terus meningkat di Indonesia hingga mencapai 25,9% atau lebih dari 1 di antara 4 di tahun 2023 dan sebanyak 40,8% DKI Jakarta. dari semua kelahiran. Jumlah ini diprediksi akan terus meningkat di dekade mendatang. Di Indonesia, tingkat persalinan caesar di Indonesia naik dalam 5 tahun terakhir.
Persalinan sesar dapat menyebabkan ibu menderita nyeri fisik pasca melahirkan dan mengalami pemulihan pascanatal yang lebih lama dan lebih sulit . Kondisi ini juga dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis ibu. Karena itu, pasca cesar, Ibu kemungkinan akan lebih fokus kepada pemulihan kesehatannya. Kesadaran tentang dampak negatif operasi cesar pada bayi masih sangat rendah. Faktanya satu dari lima calon ibu yang mengetahui hal ini. Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan perkembangan kesehatan Ibu dan bayi setelah proses kelahiran sehingga keduanya sehat.
Karenanya, RS Brawijaya Group mengadakan acara C-Section Awareness Month dan mengundang para ibu untuk untuk sharing informasi perawatan pasca kelahiran cesar baik untuk ibu dan bayi dari dokter Ob-Gyn dr. Dinda Dernameisya, Sp.OG, dokter Anak dr. Reza Abdussalam, Sp.A, dan juga salah satu mom-fluencer yang juga memiliki riwayat kelahiran cesar Annisa Soebandono.
dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG mengatakan, “Jika dilakukan sesuai indikasi medis, operasi caesar dapat mencegah mortalitas dan morbiditas ibu dan anak secara efektif. Meskipun demikian, perbedaan dampak kedua kelahiran ini tentu berbeda juga pada anak. Pertama, akan secara alami terpapar bakteri baik pada jalan lahir ibu, seperti Bifidobacteria, Lactobacillus, Prevotella. Bakteri ini merupakan bakteri yang dapat menunjang perkembangan imunitas serta maturitas saluran cerna anak. Kedua, kelahiran cesar dapat menyebabkan anak terpapar bakteri buruk (patogen) yang berada pada permukaan kulit Ibu seperti dominasi Staphylococcus, Corynebacterium, dan Propionibacterium spp. Paparan bakteri ini berisiko mengganggu keseimbangan bakteri di dalam usus (disbiosis) pada anak dan kesehatan anak di kemudian hari, .”
Disbiosis usus, merupakan sebutan untuk ketidakseimbangan jumlah mikrobiota baik dan buruk (patogen) yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi usus dan mengaktifkan sel-sel inflamasi, serta berhubungan dengan berbagai penyakit. Disbiosis usus ini dapat beresiko meningkatkan risiko penyakit asma sebesar 41% 6, alergi sebanyak 21% 6, infeksi pernafasan sebanyak 29%7 dan tingkat skor kemampuan numerik yang lebih rendah (hingga 10% standar deviasi)8 di masa pertumbuhannya.
dr. Reza Abdussalam, Sp.A mengatakan, “Baik kelahiran pervaginam maupun kelahiran Sectio-Caesarea, tentu harus memperhatikan nutrisi yang penting untuk anak, kesehatan dan daya tahan tubuhnyaNutrisi dari ASI merupakan yang paling lengkap, mulai dari kandungan Laktosa sebagai sumber Karbohidrat, Lemak, Protein, Prebiotik, Probiotik, Vitamin dan Mineral. ASI mengandung oligosakarida (yang berperan sebagai prebiotik) dan berbagai bakteri baik seperti Bifidobacteria (yang berperan sebagai probiotik) yang tergabung disebut sinbiotik yang dapat meningkatkan kekuatan sistem imun pada anak. Sinbiotik merupakan kombinasi prebiotik dan probiotik yang terbukti secara klinis meningkatkan kinerja sistem imun, seperti membantu menurunkan kejadian ISPA, mencegah alergi makanan dan menaikkan toleransi pada asma. , ”
Selain itu, Sinbiotik juga bermanfaat bagi kesehatan Si Kecil. Sinbiotik, merupakan kombinasi prebiotik (serat) dan probiotik (bakteri baik) yang bermanfaat baik bagi kesehatan Si Kecil. dr. Reza Abdussalam, Sp.A. menambahkan, “Penelitian membuktikan Sinbiotik memiliki peran khusus untuk mengembalikan bakteri baik pada anak yang lahir secara cesar. Sinbiotik memulihkan kondisi saluran cerna setelah operasi caesar sejak hari-hari pertama kehidupan”. Kandungan sinbiotik juga terdapat dalam ASI dan dapat membantu meningkatkan jumlah bakteri baik, mencegah masalah kesehatan pencernaan seperti terjadinya disbiosis usus. Dengan saluran cerna yang sehat, kesehatan dan imunitas anak juga akan terjaga sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan dan perkembangan fisik di masa pertumbuhannya.
Annisa Soebandono, Mom Influencer mengatakan, ”Kedua anak saya lahir secara caesar dan saya pribadi memiliki pengalaman terkait halangan pemberian ASI secara eksklusif setelah persalinan. Saat itu saya mengalami masalah mastitis, yaitu penyumbatan pada puting payudara yang menyebabkan sulitnya ASI keluar. Kemudian, karna penyumbatannya sudah parah saya disarankan untuk melakukan tindakan laser. Setelah tindakan ini, akhirnya saya dapat memberikan ASI eksklusif baik secara breastfeeding maupun pumping kepada anak saya. Pada awalnya, saya mengalami over supply, namun setelah 6 bulan produksi ASI saya semakin menurun. Setelah berkonsultasi dengan dokter, keadaan ini mungkin terjadi karna saya mengalami kelelahan. Setelah anak saya berumur satu tahun, untuk mendukung kelengkapan nutrisinya saya memberikan susu formula sesuai anjuran dokter.”
“Kegiatan edukasi bersama Brawijaya Hospital & Clinic ini membuka pengetahuan mengenai proses kelahiran dan setiap detailnya secara klinis yang mempengaruhi anak. Sehingga, Ibu terlepas dari rasa khawatir dan lebih siap untuk memberikan yang terbaik bagi anak, terutama memenuhi kebutuhan nutrisi yang tepat untuk masa depannya.” tambah Annisa Soebandono.
Bapak Agus, Marketing & Sales Brawijaya Hospital & Clinic Antasari mengatakan “Kami sangat senang dapat ikut berkontribusi dalam bentuk kegiatan edukasi untuk memperingati C-Section Awareness Month 2024. Dengan komitmen untuk mendukung dan meningkatkan kesehatan Ibu dan anak, Brawijaya Hospital & Clinic Antasari menghadirkan program edukasi sehingga Ibu mendapatkan edukasi secara langsung dari ahlinya dan berbagi pengalaman sebagai orangtua. Harapan kami, semoga edukasi yang dilakukan hari ini dapat berdampak positif terhadap setiap tahap perkembangan anak.”
Tami Nabila, Peserta Talkshow, mengatakan, ”Melalui kegiatan dari Brawijaya Hospital & Clinic, saya sebagai Ibu lebih memahami bahwa persalinan cesar tidak hanya berdampak kepada Ibu tetapi juga pada si anak. Oleh karena itu, sebagai orangtua tentu banyak aspek yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan untuk kesehatan anak di masa depan, mulai dari proses persalinan hingga pemenuhan nutrisi yang tepat di masa pertumbuhannya.”
Comment