JAKARTA, GANLOP.COM – Di hari keempat sekaligus hari terakhir penyelenggaraannya, panggung JF3 dineriahkan oleh karya-karya keren dari beberapa desainer ternama, antara lain Poppy Dharsono dan Ernesto Abram serta karya desainer asal Prancis.
Show dibuka dengan deretan desain yang dirangkum dalam tema “Fashion Fusion in Elegance: Bridging Generation” by APPMI Poppy Dharsono, Harry Hasibuan, Riki Damanik & APPMI Muda Sustainable
● Koleksi bertema “Personal Inspiration” dari Poppy Dharsono yang menggabungkan batik dengan blue denim serta diperkaya dengan teknik jacquard dan sentuhan personal ala Poppy Dharsono.
● Koleksi bertema “The Charm Of Linen” dari Harry Hasibuan menggunakan material linen dan ditujukan untuk mereka yang menginginkan gaya minimalis namun tetap elegan.
● Koleksi bertema “Kreasi Wastra Muda & Fresh (tbc)” dari Riki Damanik terinspirasi oleh busana klasik seperti kebaya, beskap, dan korset, dengan penggunaan wastra Sumatera Utara, organza, lace, dan sutera satin.
Show 2 tampil tema “Spirit of Revival” by Ernesto Abram. Koleksi ini menggabungkan keanggunan klasik dengan sentuhan modernitas yang penuh semangat.
Menghadirkan perpaduan material yang unik seperti lace, tulle, synthetic leather ringan, chiffon, organza, jacquard, diolah dengan pengolahan material mandiri.
Show ditutup dengan menampilkan karya para French Designers
● Guillaume Hiriart Carriat, desainer muda asal Espelette, Basque, Perancis memberikan inspirasi untuk membawa estetika Basque dalam koleksinya ke Jakarta.
Brand “ATXI” (re: Atchi) menggunakan material berkualitas tinggi seperti kulit sapi dan wol lokal untuk menciptakan koleksi yang menawan, salah satunya adalah tas berbentuk rumah yang disebut Etxea.
Melalui karyanya, Guillaume ingin menceritakan gaya hidup Basque dan membagikan keindahan tradisi ini ke dunia, sambil menjelajahi ide-ide baru dan mendorong batas-batas desain dengan semangat kreativitas yang ceria.
● Koleksi bertema “ECHO” dari Vincent Garnier yang merupakan tanggapan atas absurditas dunia saat ini, menyoroti kecepatan perubahan dengan harapan dan pakaian untuk pejuang melawan kesia-siaan.
Menampilkan siluet gender-neutral, tailoring impeccable, dan struktur membungkus dengan teknik korset, serta warna monokrom dan bahan deadstock, menekankan keabadian dan langkah menuju fashion sirkular.
● Koleksi bertema “SUPERMARKET” dari Bastien Beny merupakan sebuah interpretasi berkelanjutan atas perpaduan pasar lokal dan supermarket, dengan tujuan mengamati perilaku konsumen dan menyoroti komitmen terhadap lingkungan melalui produk kulit ikonik yang mendekonstruksi konsumsi tradisional. Koleksi ini diproduksi menggunakan bahan baku ramah lingkungan.
● Koleksi “Rising Wardrobe” Paris dari Alice Rio-Derrey, sebuah revolusi fashion yang eklektik, maksimalis, dan multikultural.
Dengan sentuhan sulam, lukis kain, dan rajut, Rio-Derrey mengubah bahan daur ulang menjadi karya seni yang dapat dikenakan. Diproduksi secara etis di Prancis, koleksinya membuktikan bahwa keberlanjutan dan gaya dapat berjalan beriringan dengan indah.
Comment