GANLOP.COM – PT Frisian Flag Indonesia (FFI) sebagai perusahaan produk bergizi berbasis susu turut berpartisipasi mendukung pemerintah dalam upaya membantu menekan angka stunting di wilayah Jakarta Timur. FFI menyalurkan donasi 2 ton Susu Bubuk Pertumbuhan SUSU BENDERA® yang diserahkan secara simbolis oleh Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia Andrew F. Saputro, dan diterima langsung oleh Ketua Tim Penggerak PKK Jakarta Timur Diah Anwar beserta Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Timur Fredy Setiawan di kantor Wali Kota Jakarta Timur, Kamis (25/11/2021).
Penyaluran donasi ini merupakan komitmen FFI dalam upaya meningkatkan status gizi untuk anak-anak Indonesia, khususnya di Jakarta Timur, terutama dalam memerangi stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak-anak. SUSU BENDERA® merupakan susu bubuk pertumbuhan dengan kandungan gizi komplit dari FFI yang diciptakan untuk menekan angka stunting di Indonesia demi wewujudkan generasi Indonesia yang sehat dan kuat.
Walikota Jakarta Timur Muhammad Anwar, S.Si, M.AP mengapresiasi upaya FFI dalam upaya menekan angka stunting di wilayah Jakarta Timur melalui donasi 2 ton Susu Bubuk Pertumbuhan SUSU BENDERA®.
“Saya ingin memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada PT Frisian Flag Indonesia atas bantuan susu yang diberikan kepada masyarakat khususnya para balita di Kota Administrasi Jakarta Timur. Bantuan ini merupakan wujud kolaborasi serta tanggung jawab PT Frisian Flag Indonesia untuk meningkatkan kualitas kesehatan anak. InsyaAllah bantuan dari Susu Bendera ini sangat bermanfaat bagi balita di Kota Administrasi Jakarta Timur,” kata Muhammad Anwar, S.Si, M.AP, Wali Kota Jakarta Timur.
Senada dengan hal tersebut, Corporate Affairs Director FFI Andrew F. Saputro mengatakan kolaborasi dari berbagai pihak merupakan kunci dalam upaya menekan angka stunting di Indonesia. FFI melalui Susu Bubuk Pertumbuhan SUSU BENDERA® mendukung penuh upaya pemerintah dalam mengentaskan stunting, dalam hal ini melalui Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur.
“Penyaluran donasi ini merupakan bentuk komitmen FFI dalam upaya memberikan gizi yang baik bagi masyarakat, sesuai visi perusahaan “Nourishing by Nature”. Pasalnya, susu merupakan salah satu sumber protein hewani terbaik yang mudah diserap tubuh yang dapat membantu meningkatkan status gizi anak-anak Indonesia. Kami berharap melalui donasi ini dapat membawa manfaat bagi anak-anak yang membutuhkan dan dapat diduplikasi oleh banyak pihak, demi mewujudkan Indonesia yang sehat, sejahtera dan selaras,” kata Andrew.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI mendapati prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada anak balita di Indonesia mencapai 17,7 persen. Sedangkan stunting mencapai 30,8 persen, yang berarti bahwa 3 dari 10 anak Indonesia mengalami stunting. Sementara itu, berdasarkan data puskesmas di wilayah Jakarta Timur, ditemukan sebanyak 413 kasus stunting dari 73 Puskesmas kelurahan di wilayah Jakarta Timur. Selain itu, tercatat ada 1208 kasus gizi kurang dari 71 Puskesmas Kelurahan di wilayah Jakarta Timur.
Selain itu, FFI melalui induk perusahaannya FrieslandCampina juga mengadakan studi lapangan SEANUTS (South-East Asian Nutrition Survey) bekerjasama dengan lembaga penelitian dan universitas di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Riset ini bertujuan untuk mengetahui status gizi anak dengan menilai asupan makanan, antropometri, aktivitas fisik, dan parameter biokimia. Studi ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui gambaran status gizi anak-anak di Indonesia dan memberikan informasi mengenai asupan makanan anak, termasuk konsumsi protein hewani yang berkontribusi bagi tumbuh kembang anak. Studi ini diharapkan dapat menjadi sebuah acuan para pemangku kepentingan dalam mengambil kebijakan untuk mengentaskan kasus malnutrisi di Indonesia
“Hasil studi lapangan ini kami manfaatkan untuk membuat beberapa program kerja sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam upaya meningkatkan status gizi anak Indonesia untuk mewujudkan generasi Indonesia yang sehat dan kuat, ” tambah Andrew F Saputro.
Comment