JAKARTA, GANLOP.COM – Hari ini (30/10), PT Mowilex Indonesia (Mowilex) mengumumkan inisiatif keberlanjutan utamanya yang dilakukan dengan bantuan perusahaan induknya yang berbasis di Singapura, Asia Coatings Enterprises, Pte. Ltd. (ACE) yang berfokus pada: pengurangan emisi karbon, pengurangan plastik, dan konservasi laut.
Mowilex mengimbangi jejak karbonnya berdasarkan CarbonNeutral Protocol yang dikembangkan oleh Natural Capital Partners, pemimpin global yang mempelopori proses sertifikasi dan mulai mengembangkan protokol ini pada tahun 2002.
Mowilex juga telah berkomitmen untuk mengurangi bahan kemasan plastik baru sebesar 80% dalam kurun waktu 8 tahun. Untuk mencapai hal ini, perusahaan akan berupaya untuk kembali ke kemasan kaleng timah yang dapat didaur ulang, material plastik dengan konten daur ulang, dan bekerja sama dengan pemasok dan perusahaan pengelolaan limbah untuk mengeksplorasi alternatif pengemasan dan pengumpulan limbah sampah.
“Ada banyak batasan yang ditempatkan pada entitas di Indonesia yang ingin mendukung LSM internasional, jadi kami membantu mereka mencapai tujuan konservasi laut mereka,” kata Imelda Sasmito, Managing Director ACE. Mewakili Mowilex, ACE telah mendanai program Konservasi Internasional yang akan terus melindungi Teluk Saleh, yang memiliki luas 1.500 kilometer persegi di Sumbawa, Indonesia selama 5 tahun ke depan. Program ini akan memelihara dan melindungi habitat penting bagi hiu paus yang terancam punah serta mendukung masyarakat setempat untuk mengembangkan ekowisata yang berkelanjutan.
Konferensi pers yang dilakukan oleh Mowilex turut dihadiri oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Kantor Bina Marga Pemerintah Provinsi Jakarta, Layanan Global SCS, International Conservation dan Jaringan Pakar Perubahan Iklim Kehutanan Indonesia (APIKI).
“Menjadi pemimpin industri, bukan berarti hanya sekadar memproduksi cat dan pelapis berkualitas tinggi kepada konsumen kami, tetapi juga bertanggung jawab atas emisi karbon yang dihasilkan dari operasi kami,” kata Niko Safavi, CEO Mowilex.
“Kami menjadikan program keberlanjutan ini sebagai nilai inti perusahaan dan berharap dapat menginspirasi perusahaan lain yang belum berkomitmen terhadap sumber daya yang signifikan untuk mengatasi tujuan perubahan iklim, yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia,” tambahnya. “Menjadi karbon netral adalah proses yang mahal dan ini akan memaksa kami untuk menjadi lebih hemat energi, ” lanjutnya.
“Yang ingin kami lihat dari perusahaan lain, baik domestik maupun internasional, yaitu berkomitmen lebih banyak terhadap sumber daya untuk melindungi lingkungan Indonesia dan memerangi perubahan iklim global. Dampak jangka panjang bagi kami adalah hilangnya pasar – risiko bisnis nyata – belum lagi itu adalah masalah besar bagi banyak konsumen kami, terutama generasi yang lebih muda,” kata Niko Safavi.
“Karena Indonesia merupakan wilayah tangkapan karbon terbesar di dunia dengan hutan dan lahan gambutnya, segala upaya perubahan iklim secara global perlu dilakukan untuk menjawab permasalahan yang ada di Indonesia” tutupnya.
Comment